.

ARMATUGA di Latihan Gabungan Penggalang

0 komentar
 
SALAM PRAMUKA dari Kami ARMATUGA

Untuk melatih dan mengembangkan diri solusi tercepat dalam mencapainya adalah LATIHAN GABUNGAN
sarana bertukar info ilmu dan idea tentang Pramuka bisa kita lakukan di acara ini
kenangan ini tidak akan pernah kami lupakan..

Berikut adalah beberapa foto foto yang sempat kami abadikan

1. Tempat Kegiatan Berlangsung (Maron,Mulyorejo: Ngantang)


Read full story

ARMATUGA dalam Upacara Peringatan Hari Pramuka

0 komentar

SELAMAT HARI PRAMUKA
Satu Pramuka Untuk Satu Indonesia

berikut adalah foto foto kegiatan kami, dalam peringatan Hari Pramuka yg ke 50 kemarin

1. Persiapan
Pionering Kami (bahan pertunjukan di lapangan Upacara)


Read full story

Kemerdekaan Indonesia dan PRMUKA

0 komentar

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Read full story

Kemerdekaan Indonesia dan PRAMUKA (lanjutan)

0 komentar
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA 

 
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di artikel (Kemerdekaan Indonesia dan PRAMUKA) kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.


Read full story

PRAMUKA Riwayat mu kini

0 komentar
 Mari sama sama kita renungkan tulisan berikut .. kami ambil dari salah satu blog sahabat..
“Salam pramuka!” begitu khas seruan yang biasa diucapkan anggota pramuka saat akan menyapa dan bertatap muka ataupun mengawali sambutan. Sayang, salam khas itu kini sayup terdengar. Remaja kini lebih menikmati serbuan hiburan bahkan permainan modern.

“Hari gini pramuka,” demikian komentar seorang siswa SMP ketika ditanya SH perihal pramuka. Ia ditemui di bilangan Pasarbaru, Jakarta Pusat, Kamis (11/8) siang.
Siswa yang mengaku bernama Wawan itu mengatakan bahwa di sekolah memang ada kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Namun, dia tidak ikut karena kini banyak kegiatan untuk mengisi waktu yang menarik seperti futsal, nimbrung “biker” dengan rekan-rekan sekolahnya, main PlayStation (PS) atau ngendon di warung internet hingga larut malam.

Kalau toh ada kewajiban menggunakan seragam pramuka, menurut siswa kelas VIII sebuah SMP Negeri di bilangan Kemayoran, hal itu semata-mata karena pihak sekolah mengancam memberi sanksi jika tidak mengenakannya. Akhirnya, ia pun mengenakan pakaian seragam pramuka setiap Rabu.
Lain lagi Saskia. Siswa kelas delapan SMP Negeri 86 di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan ini mengaku ikut kegiatan pramuka karena bertemu dengan banyak teman. Pertemanan itu terus berlanjut dalam Facebook.

Read full story

Kamilah ARMATUGA

0 komentar
ARMATUGA









ARMATUGA
ARMATUGA (plok plok plok) ....
Armada Satu Atap Tiga
TERPELOSOK tapi kami bangga
Bangga Menjadi ARMATUGA

Read full story

SEMAPHORE

0 komentar

A. Sejarah
Pada masa lalu, sebelum ditemukan dan dikembangkan telegraph dan komunikasi radio, bendera digunakan sebagai tanda (signal). Namun seiring berkembangnya teknologi komunikasi, maka bendera hanya digunakan pada saat-saat tertentu saja. Seperti untuk kecakapan dalam gerakan pramuka.

Adapun Semaphore adalah cara mengirimkan berita dengan mempergunakan sepasang bendera. Bendera yang digunakan biasanya berukuran 45 x 45 cm, dan warnanya harus kontras atau mencolok, hal ini bertujuan agar bendera dapat mudah dilihat dari jarak yang cukup jauh. Warna bendera semaphore adalah merah dan kuning, biasanya bendera terbuat dari kain. Bagian atas berwarna merah, dan bagian bawahnya berwarna kuning. Panjang tongkat bendera yang digunakan berkisar antara 50-55 cm.


Read full story

Menghafal Morse Dengan Cepat

0 komentar
Morse ... morse .. morse.. lagi... SULIT  TAU !!!! heheheh itulah yang selalu dikatakan adik adik kita, ketika mereka kita ajak untuk menghafal morse ada aja alasan untuk menolak...

Sebenarnya ada kok cara cepat menghafal Morse, kita bisa ajarkan ke adik adik kita dengan pendekatan game / permainan. karena dengan perasaan gembira pikiran adik adik kita akan lebih bisa berkembang dan siap dalkam menerima keilmuan...




berikut adalah bagan untuk menghafalkan morse

 Kita bisa lihat di bagan di atas hanya ada angka dan warna gelap dan putih. cara membaca nya sebagi berikut:
  1. Kotak Putih mewakili TITIK
  2. Kotak Gelap meakili GARIS
  3. Dibaca dari atas ke bawah
Contoh :
E = Putih (.)
P = Putih Hitam Hitam Putih ( . _ _ . )
dll
selamat berlatih
Read full story

Sejarah Morse

0 komentar
Sebelum telepon, komputer dan telegraf ditemukan, manusia membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dalam menyampaikan pesan sampai di tujuan. Samuel Morse, mendapat julukan "Leonardo-nya Amerika", karena selain terkenal sebagai penemu pesawat telegraf dan sandi morse (sandi yang terdiri dari titik dan garis) yang terkenal, dia juga merupakan seorang seniman yang ulung dan seorang politikus. Walau demikian, dia bukanlah politikus yang handal, dan karya seninya tidak dapat menembus zaman, tidak seperti yang dimikili oleh Leonardo da Vinci. Akan tetapi, itulah julukan yang diberikan oleh para kolumnis yang mengomentari tentang Amerika dan Morse.

Samuel Finley Breese Morse, itulah nama lengkap Morse. Ia dilahirkan pada tanggal 27 April 1791 di Charlestown, luar kota dari Boston, Massachusetts. Sejak berumur empat tahun, Morse sangat tertarik pada menggambar. Saat berumur empat tahun, dia menggambar wajah gurunya di laci. Saat menginjak 14 tahun, dia mengumpulkan uang saku dengan menggambar teman-temannya dan orang-orang di kota.

Saat belajar di Yale College pun, Morse bukanlah siswa yang berdeda dengan yang lain, dan ketertarikannya timbul saat mengikuti kuliah tentang perkembangan terbaru tentang kelistrikan, akan tetapi dia tepat merasa lebih nyaman bila menggambar potret-potret miniatur. Suatu saat, dia mengirim surat kepada orang tuanya, bahwa dia ingin menjadi pelukis. Ayah dan ibunya khawatir bila dia tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menjadi seorang pelukis, jadi mereka menyuruhnya untuk menjadi penjual buku. Akhirnya Morse bekerja sebagai penjual buku, tetapi pada malam harinya dia tetap melukis. Akhirnya, orang tuanya menyadari akan kecintaannya terhadap seni, dan mereka mencari mengumpulkan uang untuk menyekolakannya di sekolah seni di London.
Read full story
 

Entri Populer

Pramuka_ARMATUGA © 2011 Business Ads Ready is Designed by Ipiet Supported by Tadpole's Notez